KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL PIERCING DI KALANGAN REMAJA SURABAYA
Kata Kunci:
Tindik Tubuh, Konstruksi Sosial, Ekspresi Diri, Remaja SurabayaAbstrak
Penelitian ini mengkaji konstruksi sosial terkait tindik tubuh (piercing) di kalangan remaja
Surabaya, dengan fokus pada makna dan pengalaman individu yang melibatkan tindik tubuh
sebagai bentuk ekspresi diri. Tindik tubuh, meskipun awalnya dipandang sebagai simbol
pemberontakan terhadap norma sosial, kini telah berkembang menjadi fenomena mainstream
yang diterima oleh berbagai kelompok masyarakat. Melalui pendekatan kualitatif
fenomenologi, penelitian ini mengumpulkan data melalui wawancara dengan tiga informan
remaja Surabaya yang memiliki pengalaman aktif dengan tindik tubuh. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tindik tubuh tidak hanya dipandang sebagai cara untuk meningkatkan rasa
percaya diri, tetapi juga berfungsi sebagai mekanisme coping untuk mengatasi tekanan
emosional. Selain itu, tindik tubuh juga dilihat sebagai simbol keberanian dalam menghadapi
stigma sosial yang ada di masyarakat. Meskipun demikian, penerimaan terhadap tindik tubuh
sering kali terhalang oleh pandangan konservatif dari keluarga dan masyarakat yang
mengaitkan tindik tubuh dengan stereotip negatif. Penelitian ini menggunakan teori konstruksi
sosial Berger dan Luckmann untuk menganalisis bagaimana tindik tubuh menjadi bagian dari
konstruksi realitas sosial melalui interaksi sosial yang membentuk norma dan nilai-nilai
masyarakat. Temuan ini menyoroti pentingnya pemahaman tentang tindik tubuh sebagai sarana
untuk membentuk identitas pribadi dan cara remaja berinteraksi dengan norma sosial yang
berlaku di sekitarnya.