ANALISA PENGARUH VARIASI DIAMETER TUNGSTEN DAN BESAR ARUS PADA PENGELASAN TIG TERHADAP CACAT PENGELASAN DAN KEKUATAN TARIK PADA BAJA ST 37
Keywords:
Pengelasan TIG, Cacat Pengelasan, Kekuatan Tarik, Tungsten, ArusAbstract
Pengelasan TIG merupakan proses penyambungan logam yang sering digunakan pada bidang kontruksi, pengelasan ini memanfaattkan panas yang terbentuk dari busur listrik oleh tungsten dan menggunakan logam pengisi yang berjenis sama dengan material. Tujuan dari penelitian adalah mengetahui cacat pengelasan dan kekuatan tarik pada baja ST 37 pada pengelasan TIG menggunakan variasi diameter tungsten 1,2 mm, 2,4 mm, 3,2 mm dan besar arus 80 A, 100 A, 120 A. Langkah pertama yaitu menyiapkan material baja ST 37, Lalu melakukan proses pengelasan dengan variasi diameter tungsten dan besar arus. Kemudian dilakukan pengujian penetrant sesuai standar ASME 2010 Section 6 dan membuat spesimen untuk uji tarik sesuai standar ASTM-E8. Didapatkat jumlah cacat paling banyak ada pada variasi tungsten 3,2 mm arus 80 A dengan jumlah 8 titik dengan jenis cacat porosity, crack, undercut dan tungsten inclusion. Sedangkan jumlah cacat pengelasan paling sedikit ada pada variasi tungsten 3,2 mm dengan arus 120 A yaitu sebanyak 2 titik dengan jenis cacat cluster porosity dan tungsten inclusion. Dari hasil tersebut, jika menggunakan arus yang besar dapat menyebabkan hasil cacat yang sedikit dan sebaliknya jika menggunakan arus kecil menyebabkan hasil cacat yang banyak. Kemudian nilai kekuatan tarik tertinggi ada pada variasi tungsten 1,6 mm dan arus 120 A dengan nilai tegangan maksimum rata – rata yaitu 43,13 kg/mm2 dan nilai regangan rata – rata 6,72 %, sedangkan nilai kekuatan tarik terendah ada pada variasi tungsten 2,4 mm dan arus 80 A dengan nilai tegangan maksimum rata – rata yaitu 29,75 kg/mm2 dan nilai regangan rata – rata 0,68 %.